Kilas-Info.com Jakarta 14/11/2025. Ketika Cinta Kasih Menjadi Cahaya yang Menerangi Masa Depan Anak Bangsa
Di tengah gemerlap panggung nasional, hadir sebuah momen yang tak hanya memancarkan kebanggaan—tetapi juga menghadirkan kehangatan yang menembus relung hati. Bunda PAUD Minahasa Utara, Ny. Rizya Ganda Davega, melangkah dengan anggun, membawa sinar yang tidak sekadar memancar dari penampilan, tetapi dari ketulusan cinta kasih yang ia persembahkan bagi anak-anak usia dini di Minahasa Utara.
Kemendikdasmen melalui Ditjen PAUD dan Dikmas, bekerja sama dengan SERUNI Kabinet Merah Putih, menyelenggarakan Puncak Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Nasional 2025 di Jakarta pada Kamis (13/11). Acara bergengsi ini menjadi panggung bagi para Bunda PAUD dari seluruh penjuru negeri untuk saling menginspirasi, berbagi karya, dan meneguhkan komitmen bahwa pendidikan anak usia dini adalah pondasi utama bagi terbentuknya karakter emas Indonesia.
Dari kejauhan, langkah Ny. Rizya Ganda Davega bagaikan bisikan lembut yang mengatakan, “Inilah saatnya harapan kecil bersuara.” Bukan sekadar hadir mewakili daerah, tetapi hadir sebagai pelita—yang menyala bukan karena sorotan lampu panggung, melainkan karena kobaran pengabdian yang tak pernah padam.
Acara ini mempertemukan para pejuang masa depan bangsa. Namun di antara gemuruh tepuk tangan dan rangkaian harmoni acara, pancaran keteduhan dari Bunda PAUD Minahasa Utara seakan berkata, “Pendidikan anak usia dini adalah rumah pertama bagi setiap mimpi.”
Dikenal sebagai sosok yang lembut namun kokoh pendiriannya, Ny. Rizya Ganda Davega menghadirkan warna tersendiri. Tuturnya menenangkan, langkahnya sederhana, tetapi dedikasinya menggelegar. Ia hadir membawa semangat bahwa setiap anak layak memiliki ruang untuk tumbuh, ruang untuk bermimpi, dan ruang untuk mencintai dunia.
Setiap program yang ia kawal adalah wujud nyata cinta kasih.
Setiap kunjungan ke sentra PAUD adalah rekam jejak pengabdian yang tak terbantahkan.
Setiap senyum anak yang menyambutnya adalah bukti bahwa kasih sayang selalu menemukan jalannya.
Di ajang nasional ini, ia membawa pesan elegan melalui sikapnya yang penuh ketulusan:
“Membangun masa depan tidak dimulai dari bangunan megah, tetapi dari hati yang rela melayani.”
Minahasa Utara kembali menorehkan kisah indah. Melalui kehadiran Bunda PAUD ini, dunia melihat bahwa daerah ini bukan sekadar tanah yang subur, tetapi juga rahim yang menumbuhkan generasi emas. Sebuah daerah yang menyadari bahwa cinta kasih bukanlah kelemahan—tetapi kekuatan yang melahirkan perubahan.
Dan ketika sorotan kamera berhenti pada dirinya, terpancar sebuah pesan yang elegan dan abadi:
“Cinta kasih tidak pernah diam. Ia selalu bergerak, bertumbuh, dan memberi hidup pada setiap mimpi kecil yang menunggu untuk diwujudkan.”
Hari itu, Minahasa Utara tidak hanya hadir.
Hari itu, Minahasa Utara bersinar
Ingrid F Rumetor
